![]() |
| (Dari kiri ke kanan: Leha, Nurul, Dwi, Fatma, Ulin, Nia, Diena) Faridha Foto diambil: DM 1 FPP 2014 |
Metamorfosis
Hidup sebagai seorang minoritas
tidaklah mudah, karna sebagai seorang manusia biasa kita membutuhkan teman
untuk berbagi cerita dan cinta. Saat semangat turun, langkah tak pasti dan
pikiran kacau meracuni hari2qu dengan ketidak produktifan. Kedekatan fisik
bukan segala galanya saat hati dan pikiran kita masih bisa tertata. Yang
membuat diri ini kacau adalah saat merasa “diri kita tak bermanfaat”
Apakah Anda juga pernah merasa
seperti ini?
Yah..Rasa percaya diriku hilang,
semangatku melemah, merasa menjadi orang yang tak berguna disekitarku. Terkadang
ingin berteriak, Terus apa yang udah saya lakuin selama ini? Tidakkah
bermanfaat dan berguna?Seburuk inikah diri ini hingga kalian tidak
mempercayaiku?
Pergolakan dalam hati, yang
selalu saya tanyakan dalam diri sendiri. Tidak mudah mengatasi, namun harus
segera diselesaikan. Mungkin ini wajar, adanya sebuah kekesalan atau kekecewaan
dikarenakan karna ada sebuah harapan dan rasa cinta. Yah.. sebuah rasa
keinginan untuk mengabdi namun tandas karna ternyata kita tidak dipercaya untuk
itu. Rasanya hancur berkeping keping. Itulah masa-masa sulit yang harus saya
lewati sekarang ini.
Tapi semuanya terselesaikan saat
hati kita sudah berada dalam ritme lapang dada dan ikhlas. Bukankah kita beramal
hanya karena ALLAH semata? Lalu apa lagi yang harus kita takutkan ukhti.
Biarkanlah Allah yang menilai amalan2 kita selama ini. Tetaplah tertanam rasa
cinta dan kesatuan. Karna Allah tidak menyukai perpecah belahan. Bukankah kita
yang membutuhkan ini semua?
Penilaian manusia tidak seakurat
penilaian Allah terhadap kita. Bisa jadi salah atau mungkin juga benar adanya. Manusia
tempat salah dan lupa… tak perlulah kita merisaukannya. Namun penilaian orang
lain terhadap kita bisa menjadi evalusi diri kita selama ini. Pandangan orang
lain terhadap kita itulah kita terhadap mereka.
Saat melihat senyumnya, tergambar
harapan dan impian yang sangat besar. Wajah-wajah polos penuh harap, asa, cita
dan cinta. Mungkin Allah mengirim mereka untuk menjadi obat hatiku. Melembutkan
hati untuk kembali berbagi. Siapa yang tega menghancurkan semangat dan harapan
mereka? Begitu juga denganku. Meskipun terkadang berfikir, pantaskah saya
membina mereka? Padahal diri ini begini adanya. Bukankah mereka akan mengikuti?
Karna itulah diri ini kembali
bersemangat melihat senyum2 mereka.. Love U Cos ALLAH
