Minggu, 26 April 2015

Amniyah dalam Da'wah



--Temanggung -- 
Kemenangan kaum muslimin pada perang badar tidak terlepas dari peran Rasulullah serta para sahabat dalam menjaga kerahasiaan. Baik kerahasiaan secara perintah, penggalian informasi, dokumentasi serta penyusunan strategi. Keberhasilan hijrah Rasulullah serta para sahabat dari mekah ke madinah juga menjadi contoh bagi kita bagaimana urgensi amniyah dalam da’wah.

Amniyah dalam da’wah merupakan suatu keniscayaan dalam sebuah gerakan islam. Dalam Manhaj Haraky dikenal istilah Sirriyatu Tandzim wa Jahriyatu Dakwah. Yaitu strategi penataan yang dirahasiakan tetapi produk seruan dakwah yang terbuka dan terang-terangan. Amniyah merupakan salah satu prinsip-prinsip gerakan islam.


Tujuan amniyah dalam da’wah adalah memberikan  jaminan keselamatan terhadap gerakan Islam dari segala hal yang membahayakan, baik yang timbul dari individu, kelompok atau dari pemerintahan yang dzolim. Beberapa dalil alqur’an yang menegaskan betapa pentingnya prinsip amniyah dalam gerakan islam adalah:

“…. Mereka itulah musuh  (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka;…  (QS. Al Munafiqun:4)

“…..dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah ... (Qs. Al Madinah:49)

Begitu banyak musuh islam, begitu banyak ancaman terhadap organisasi pergerakan islam. Mukmin yang mendengki, munafik yang membenci, kafir yang memerangi, syetan yang menyesatkan serta nafsu yang melawan. Ancaman dari luar maupun dari dalam, yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Karena tidak semua hal perlu kita publikasikan, ada hal-hal tertentu yang perlu kita rahasiakan. Struktur dakwah, pribadi kader da’wah serta strategi dalam da’wah merupakan amniyah dalam da’wah sedangkan produk seruan da’wah merupakan hal terbuka serta terang-terangan yang ditunjukan kepada semua muslim. Karena tingkat pemahaman seseorang terhadap sesuatu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Tingkat pemahaman kita menentukan posisi kita. Posisi kita menentukan tanggung jawab kita terhadap da’wah. Semakin tinggi posisi dan tanggung jawab kita semakin besar pula amanah serta kerahasian-kerahasiaan di dalamnya. Besarnya beban yang diberikan kepada kita sesuai dengan tingkat kemampuan kita dalam menghadapinya.

Semoga kita bisa istiqomah dalam da’wah ini, dan menjadi pengikutnya yang setia serta jujur dan amanah dalam menjalaninya. Aamiin…Allahuakbar!


Jumat, 24 April 2015

Kartini Itu Ibu Sejati

Refleksi Hari Kartini


Wisma Qaulan Sadida -- Para Kartini Masa Kini

Habis Gelap terbitlah terang, itulah buku yang Kau rangkai
Memberi sepercik cahaya dan harapan untuk anakmu,
Wahai Ibuqu..Ibu Kartini
Meskipun Kau tlah tiada, namun semangat dan jiwamu  tertanam di Negeri Ini
Hiduplah Perempuan Indonesia!!!

Sebagaimana kita tau, tanggal 21 April adalah hari kebangkitan untuk para perempuan Indonesia. Dimana kita kenal ada seseorang tokoh wanita yang penuh semangat memperjuangkan para perempuan untuk memperoleh haknya sebagai manusia, yaitu belajar.

Raden Ajeng Kartini adalah perempuan hebat yang mampu memberikan pengaruh dan manfaat bagi lingkungan disekitarnya. Beliau adalah sesosok ibu yang telah berhasil membina anak negeri ini (para perempuan-perempuan Indonesia) dari kebodohan dan kemiskinan, mengubah paradigma masyarakat bahwa perempuan mempunyai hak yang sama dalam belajar dan berkembang.

Namun seringkali kita salah dalam mempresentasikan Hari kartini itu sendiri. Hari kartini diidentikan sebagai emansipasi wanita. Dimana wanita mempunyai kebebasan yang sebebas bebasnya dan disamakan dengan kaum laki-laki yaitu persamaan Gender. Hal ini tidaklah benar, sejatinya perempuan adalah Makhluk Allah yang sangat spesial. Meskipun kita mempunyai Hak dan kewajiban yang sama di mata Allah dalam beribadah dan beramal. Yang tertuang surat An-Nisa: 1 serta Ali Imran: 190-195.

Peringatan hari kartini menjadi momen untuk merefleksikan diri bagi perempuan Indonesia. Karena sesungguhnya Kartini adalah sesosok ibu sejati untuk Negerinya. Perempuan adalah seorang ibu. Seorang ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya dan berkewajiban untuk membina dan mendidik anaknya. Begitulah tugas perempuan.. perempuan Indonesia.

Kita dituntut untuk cerdas secara pribadi dan masyarakat. Karna bukan hanya membina anak kita sendiri namun lebih dari itu kita adalah ibu dari negeri ini. Membina dan membangun lingkungan kita. Kota semarang yang membutuhkan sentuhan para perempuan Indonesa yang cerdas secara hati, fikiran dan tangan.  Hati yang penuh dengan kesabaran dan kasih sayang, fikiran yang penuh dengan ide dan solusi bagi permasalahan serta tangan-tangan yang penuh dengan kerja keras untuk membangun Negeri ini. Itulah sosok ibu sejati… ibu kita Kartini.

Hidup Perempuan Indonesia!
Engkaulah Kebanggan kami.. BANGSA INDONESIA
Karna nasib Bangsa Ini ditanganmu,
Wahai Kartini Indonesia